Khamis, 10 Jun 2010

andai diriku pergi~

assalamualaikum WBT...


alhamdulillah, hari ni masih mampu hidup, melihat bumi Tuhan, merindui keluarga di kampung halaman....nikmat ini makin dihargai tatkala diri ini membaca kisah perkembangan terbaru kapal konvoi Lilfeline4gaza yang telah diserang oleh askar-askar Israel. Ya Allah, begitu kejam mereka menentang kami!


"jaga anak-anak baik ye, doakan abang selamat pergi dan selamat pulang.." kata si suami.
si isteri walau berat hatinya, merelakan jua perjalanan suami tercinta. dilihat anak-anak kecil mereka masih merengek ingin dibelai dan dimanja.


"ayah nak pegi mana?" tanya si anak yang masih mentah, tidak mengerti kenapa dia bakal ditinggalkan. ayah hanya mengukir senyum.


"anakku, ayah nak pegi bantu saudara kita. mereka memerlukan bantuan, nak." balas si ayah.


*


"anakku, jaga dirimu baik-baik ye. ibu sayangkan kamu." pesan si ibu. anaknya bakal meredah lautan untuk ke Gaza. hati ibu mana yang tak sedih, pilu, dikala anaknya ingin memijak tanah jajahan Israel. tempat berperang! bila-bila masa peluru bakal menembusi tubuh si anak.


langkah kaki tak kan diundur sama sekali. kami mesti sampai ke Gaza. mereka memerlukan kami.


*


itu hanya imaginasi saya. mereka yang berada di kapal itu, tentu saja ayah kepada seseorang, anak kepada seseorang, abang kepada seseorang, yang pasti, mereka mempunyai hati bersemangat pejuang!


mula terfikir sesuatu apabila membaca post2 ini di twitter sahabatalaqsa


Di kapal Mavi Marmara terdapat 1 anak umur 1 th & 8 th...Israel tetap menembaki dengan gas air mata
about 11 hours ago via webIsrael masuk kapal, siap2 komunikasi putus...update terakhir : 2 orang syahid, 30 orang luka2 ditembak dari helikopter Israel.
about 11 hours ago via webAllahu Akbar!!!! Israel masuk ke ruang media!!!! Memaksa mematikan komunikasi
about 11 hours ago via webKami tidak bersenjata Israel masuk ke ruang media....siap2 koneksi terputus
about 11 hours ago via webIsrael menghujani kapal dengan gas air mata...memaksa Freedom Flotilla keluar dari kapal
about 11 hours ago via web


ya Allah, tidak dapat nak dibayangkan bagaimana perasaan seorang ibu apabila mendegar berita ini. perasaan seorang isteri apabila mengetahu suaminya kini dikepung Israel. kalau kita di tempat mereka, sudah pasti kita akan berusaha berdoa bersungguh-sungguh. Ya, doa lah senjata kita sekarang.


Ya Allah, bantulah muslimin, mujahidin, yang sedang berjuang itu YA Allah.......




Cerita hidup kian berlalu
Membawaku ke penghujung
Kaku langkah kian lemah
Kelu lidah untuk bicara

Langit jingga warna senja
Desir bayu membisik duka
Kealpaan nan semalam
Inginku lepaskan luka silam

Bersama rayu doa
Damba keampunanNya

Andai diriku pergi
Tinggalkanmu sendiri
Usah kau sedih
Usah tangisi duga dari Ilahi

Andaiku pergi dulu
Tiba tika dan waktu
Telah tertulis takdir untukku
Perjanjian yang Maha Agung
Doakanku sejahtera disisiNya

Rasa gentar rasa rindu
Bertarung di fikiranku
Wajah ceria, senyum manja
Kisah kita menghapus resah

Maafkan diriku kasih
Kerna buat kau menangis
Restuiku dengan cinta
Jangan kau titiskan air mata

Pintaku redhailah
Terima kasih atas segalanya

Hidup ini sementara
Ujian pasti setia hati
PadaMu kekasih

Moga rahmat hidayahMu
Mengiringiku, menemaniku
Saat akhir waktu

Bersaksi diriku
Tiada lain hanya Kau satu
Memiliki cintaku
Ku serah segalanya kepada Mu

Rabu, 9 Jun 2010

Uwais al-Qarnie...aku terkagum

assalamualaikum WBH..
menatapi gambar sahabat-sahabat ketika KPA(Kem Pimpinan ASPURI), sayu di hati teringatkan sahabat. Ditambah pula adnin meletakkan status ym-nya "Allah,,,sayunyer~"
memang sayu, sedih dan gumbira (=,=)/.

mengimbau kembali saat-saat di KPA. Aku teringat tentang kain pengikat kepala utk peserta yang di atasnya tertulis nama tokoh yang di kagumi. Maka ramailah yang menulis Sultan Muhahammad al-Fatih, solahuddin Ayub, 'Umar dll. Rata-rata peserta meletakkan nama yang sama. Hanya seorang...

apabila slot riadhah, riadhah berbentuk checkpoint. Tiba di checkpoint milikku(checkpoint thaqofah),

"kenapa Uwais al-Qarni?" duga ku
"orang suka dia, tp orang tak banyak tahu ttg beliau. yang orang tahu dia seorang yang taat kpd ibunya. orang tahu sabab kisah beliau ada dalam teks mutala'ah tingkatan 4"

SIAPA SEBENAR UWAIS?

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”. Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua.

Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.

Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: “Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.

DOA UWAIS:

يا سَلامُ، المُؤْمِنُ، المُهَيْمِنُ، الْعَزيزُ ،الجَبّارُ، المُتَكَبِّرُ ،الطاَّهِرُ ،المُطَهِّرُ ، القادِرُ، القاهِرُ ، المقتَدِرُ ، يا مَنْ يُنادى مِنْ كُلِّ فَجِّ عَمِيقٍ بأَلْسِنَةٍ شتى، وَ لُغاتٍ مُخْتَلِفَةٍ، وَ حَوائِجَ أُخْرى ، يا مَنْ لا يُشْغِلُهُ شَأنٌ عَنْ شَأْنٍ، أنتَ الّذي لا تُغَيِّرُكَ الأَزْمِنَةُ، و لا تُحِيطُ بِكَ الأمْكِنَةُ، و لا يَأخُذُكَ نَوْمٌ ولا سَنَةٌ، يَسِّرْ لي مَنْْ أَمْري ما أََخَافُ عُسْرَهُ ، وَ فَرِّج لي مِنْ أَمْري ما أَخافُ كَرْبَهُ، وَ سَهِّلْ لي مِنْ أَمْري ما أخافُ حُز


p/s: post ini khas utk adik ten(fatin fatihah) yg ingin mengenali Uwais al-Qarni yang dikagumi.